Pemerintah Kabupaten Flores Timur Berita Propinsi E-Money Hadir di Propinsi NTT

E-Money Hadir di Propinsi NTT

| | 0 Comments | 08:00

KUPANG-Gubernur NTT, Frans Lebu Raya meminta lembaga perbankan untuk menyebarluaskan informasi tentang manfaat uang elektronik (e-money). Pasalnya, untuk mencanangkan program tersebut adalah hal yang mudah, namun untuk menjalankan program tersebut, bukan hal yang mudah.

Demikian diungkapkan gubernur saat lounching kawasan non tunai atau layanan e-money di Bandara El Tari Kupang, Minggu, (9/4). Layanan e-money pertama di NTT itu terlaksana atas kerjasama Bank Mandiri, Bank Indonesia (BI) dan PT.Angkasa Pura I Bandara El Tari Kupang.

“Pekerjaannya tidak selesai kita launching hari ini (kemarin). Pekerjaan berikut adalah kita melakukan sosialisasi, edukasi kepada masyarakat supaya mereka mengerti dan mau menggunakan layanan seperti ini,” kata gubernur dalam acara yang dihadiri Kepala BI Perwakilan NTT Naek Tigor Sinaga, Kepala Bank Mandiri Cabang Kupang, Carel Alexander Kandou, General Manager (GM) Angkasa Pura I Bandara El Tari Wahyudi, Danlanud El Tari. Hadir pula Kabinda NTT, Daeng Raharja dan sejumlah pelajabat lainnya.

Orang nomor satu di NTT itu mengakui, layanan nontunai tersebut sangat bermanfaat. Pasalnya, lebih mudah dan efektif. Dia contohkan, saat berbelanja di mall atau supermarket, harga yang ditentukan sering menyisakan uang kembalian yang bilangannya tidak bisa dikembalikan dengan pecahan uang rupiah. Namun jika menggunakan e-money, semua bisa terpotong secara tepat sesuai harga yang ditentukan. “Harganya kadang-kadang Rp 1.990. Pasti tidak dapat kembalian, atau kalau ada kembalian, permen. Itu ilmu abunawas punya,” kata gubernur.

Pada kesempatan itu, gubernur juga diberitahukan oleh Kepala BI Perwakilan NTT, bahwa e-money di bandar udara baru dua di Indonesia, yakni El Tari Kupang dan Soekarno-Hatta Tangerang. Dengan sedikit kelakar, gubernur pun kembali memastikan, apakah Bandara Ngurahrai Bali belum memiliki layanan e-money. “Bali belum? Berarti kita lebih hebat. Hanya, digunakan atau tidak, itu persoalannya. Jadi, kerja kita ke depan adalah edukasi dan sosialisasi terus menerus,” sambung gubernur.

Sosialisasi tersebut menurut dia, tidak hanya tentang pemanfaatan layanan nontunai, namun juga tentang cara mengelola uang. Dia bahkan mengingatkan lembaga keuangan yang memberikan pinjaman kepada masyarakat agar ikut bertangungjawab dengan memberikan pendampingan kepada para kreditur. Lembaga keuangan juga di minta untuk hadir di masyarakat dengan tingkatan paling bawah.

Menurut dia, banyak masyarakat NTT yang masih enggan berhutang (kredit), meski cenderung berhutang untuk urusan adat dan keluarga dibanding untuk membangun ekonomi keluarga. Hal ini menurut gubernur menjadi tanggungjawab lembaga keuangan untuk memberikan pendampingan dan edukasi. “Supaya dia bisa kembalikan pinjangan dengan baik, supaya pimpinan dan karyawan bank tidak pusing denan kredit macet,” pesan gubernur.

Layanan non tunai tersebut dimulai pertama di pintu keluar bandara, yakni menggunakan kartu e-money bagi kendaraan yang masuk dan keluar dari bandara. Pengguna kartu tersebut hanya menempelkan kartu e-money pada mesin scan yang sudah tersedia tanpa menunggu petugas. Sehingga, proses pembayaran parkir bandara menjadi lebih singkat.

Kepala BI Perwakilan NTT, Naek Tigor Sinaga pada kesempatan itu mengatakan, penggunaan layanan uang elektronik di NTT masih di bawah 1 persen. Dengan kehadiran e-moneyperdana di NTT itu, Naek Tigor berharap semakin banyak lagi masyarakat yang menggunakan layanan nontunai. “Sekarang untuk parkiran di bandara. Ke depan kita berharap di lounge dan juga pelayanan lain di bandara juga menggunakan e-money,” kata Naek Tigor.

Masih menurut Naek Tigor, BI ingin agar seluruh kabupaten/kota di NTT menggunakan sistem non tunai untuk setiap transaksi keuangan pemerintahan. “Karena lebih efisien, transparan dan juga efektif,” sambungnya.

Sumber : Timor Express, Senin 10 April 2017

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Post