Bertempat di aula setda kabupaten Flores Timur, tanggal 04 April 2024 dilakukan rapat koordinasi tingkat Kabupaten Flores Timur Pelaksanaan Aksi Penyusunan Rencana Kegiatan (#AKSI2) oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Flores Timur. Hadir pada kesempatan tersebut, PLT Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Drs.Badaruddin mewakili Penjabat Bupati Flores Timur, Kepala Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Flores Timur, Apolonia Corebima,S.E,M.Si, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Paulus Petala Kaha,M.Si dan seluruh anggota TPPS Kabupaten Flores Timur.
Pada sambutan sekaligus membuka kegiatan tersebut, Penjabat Bupati Flores Timur kembali mengingatkan tentang persoalan stunting bukan hanya masalah tinggi badan, tetapi yang paling berbahaya adalah rendahnya kemampuan anak untuk belajar dan munculnya penyakit kronis pada anak serta target presentase stunting di Indonesia pada Tahun 2024 ini turun hingga 14%, yang diyakini sangat mungkin terealisasi dengan kekuatan bersama kerja konvergensi antar semua stakeholder. Data prevelensi stunting agustus 2022 di angkah 18,7% dan menurun menjadi 18,1 % pada Agustus 2023 dan meningkat lagi menjadi 18,4 % pada Februari 2024, sehingga melalui kegiatan ini, diharapkan setiap anggota TPPS Kabupaten Flores Timur melakukan proses identifikasi sebaran prevelensi stunting secara komperhensif dan berkelanjutan dalam wilayah Kabupaten yaitu sebaran keluarga beresiko stunting, situasi ketersediaan program dan praktek layanan manajemen agar dapat teridentifikasi program /kegiatan guna meningkatkan cakupan dan integrasi intervensi gizi pada tahun berjalan dan tahun rencana, termasuk perbandingan dengan hasil rencana kegiatan tahun-tahun sebelumnya.
Mengapa membahas Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi hal penting dalam merencanakan langkah komperhensip menangani stunting karena sumber daya manusia yang cerdas dan unggul hanya dicapai apabila generasi tersebut bebas stunting dan itu dimulai sejak dari dalam keluarga, berawal dari kesehatan anak- anak hingga kelak mereka menjadi calon orangtua dan menjadi peletak dasar kehidupan generasi selanjutnya. IPM Indonesia tahun 2023 diangkah 74,39, Provinsi NTT pada 66,68 lebih rendah 7,71 dari IPM Nasional dan dari 22 Kabupaten/kota di Provinsi NTT IPM Kabupaten Flores Timur ada di urutan 11 dan masih rendah dibandingkan IPM Kota Kupang 80.62.
Untuk capaian target IPM Kabupaten Flores Timur Tahun 2020 s/d 2022 selalu lebih kecil dari target yang ditetapkan dan di Tahun 2023 melebihi target yang ditetapkan yakni di angkah 65,79 lebih besar 0,79. Hal ini patut diapresiasi karena kerja keras semua stakeholder dan masyarakat Kabupaten Flores Timur yang sudah semakin berkembang pemikiran dan lebih mandiri mengupayakan kesejahteraan pribadi dan keluarga sehingga membentuk komunitas masyarkat Kabupaten Flores Timur yang semakin berdaya saing tinggi dengan Kabupaten lain di Propinsi NTT secara Nasional menjadi lebih produktif dan sehat.
Kabupaten Flores Timur mematok target cukup kecil untuk penurunan prevelensi stunting yakni 13% di Tahun 2024, lebih kecil dari target Nasional RI dan Provinsi NTT diangkah 14 %. Melihat kondisi real per Februari 2024 dimana angkah prevelensi stunting 18,4 % dan masih 4,6% lebih tinggi dari target yang ditetapkan, TPPS Kabupaten Flores Timur membutuhkan kerja konvergensi yang sangat realistis untuk mengejar target tersebut.
Rapat koordinasi Penyusunan rencana kegiatan (#AKSI2) menjadi wadah bagi anggota TPPS Kab Flores Timur untuk melakukan proses identifikasi sebaran prevelensi stunting dalam kabupaten yaitu sebaran keluarga beresiko stunting, situasi ketersediaan program dan praktek manajemen layanan. Dengan demikian analisis situasi ini akan menghasilkan pengenalan permasalahan dalam integrasi intervensi gizi spesifik dan gisi sensitif pada kelompok sasaran. Tujuan kegiatan ini dapat tercapai yakni menindaklanjuti analisis situasi (#aksi1) ke dalam program dan kegiatan OPD untuk meningkatkan cakupan intervensi gizi bagi 5 (lima) sasaran intervensi penurunan stunting serta tersedianya kegiatan OP untuk meningkatkan intervensi gizi terintegrasi, berupa kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun berjalan dan atau satu tahun mendatang baik yang memerlukan ataupun tidak memerlukan anggaran. (mit/flt)
No responses yet