Gmabar: https://www.google.com – Prosesi Jumat Agung di Konga
Kabupaten Flores Timur (Flotim) merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi NTT dengan ibu kota Larantuka. Kabupaten Flotim terdiri dari 19 kecamatan, 229 desa dan 21 kelurahan. Salah satu kecamatan yang terdapat di kabupaten Flotim adalah kecamatan Titehena, dengan luas wilayah 211, 70 km2 beriklim tropis dengan rata-rata kemarau yang panjang.
Batas wilayah kecamatan Titehena secara administrasi utara berbatasan dengan laut Flores, selatan berbatasan dengan selat Lewotobi, timur berbatasan dengan kecamatan Demon Pagong, barat batas dengan kecamatan Wulanggitang. Ibu kota kecamatan terletak di desa Lato..
Jumlah penduduk di kecamatan titehena 13.986 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 6984 jiwa dan perempuan 7038 jiwa (data agustus 2021). Kecamatan yang terkenal dengan program unggulan Revolusi Pertanian Titehena ini terdiri dari 14 desa, yaitu desa Adabang dengan pusat desa di Pagong, desa Bokang Wolomatang pusat desa di Bokang, desa Duli Jaya pusat desa di Duli, desa Dun Tana Lewoingu pusat desa di Rian Duli, desa Ile Gerong pusat desa di Gerong, desa Kobasoma pusat desa di Kanada, desa Konga pusat desa di Konga, desa Leraboleng pusat desa di Leworok , desa Lewoingu dengan pusat desa di Eputobi , desa Lewolaga pusat desa di Lewolaga, desa Serinuho pusat desa di Serinuho, desa Tenawahang pusat desa di Tenawahang, desa Tuakepa pusat desa di Tuakepa, desa Watowara pusat desa di Lato.
Salah satu desa di kecamatan Titehena yang sangat kental dengan perayaan Paskah adalah desa Konga. Tidak hanya kota Larantuka dan desa Wure saja yang mejalankan tradisi keagamaan Pekan Suci atau Semana Santa, desa Konga juga memiliki tradisi serupa yang masih terus dilaksanakan hingga kini. Di desa Konga merupakan bagian tak terpisahkan dalam hal ritus Prosesi Jumat Agung di Larantuka dan juga desa Wure.
Kali ini kami akan mengajak anda mengenal dan menelusuri secara lebih dekat desa Konga yang masih terus mejalankan tradisi keagamaan hingga kini.
Gambar: https://www.google.com – Prosesi Jumat Agung di Konga.
Desa konga adalah sebuah desa kecil dengan jumlah penduduk 954 jiwa terdiri dari laki-laki 471 jiwa. Perempuan 483 jiwa. Dengan jumlah kk 256 kk yang terdiri dari kk laki-laki 201 dan kk perempuan 55 (data /agustus 2021). Jarak desa Konga dari pusat kota kabupaten 40 kilo meter, untuk sampai di desa konga kita bisa menggunakan kendaraan roda 2 maupun roda 4 dengan kondisi jalan hotmix. Desa Konga berada di jalur lintasan jalan negara Trans Larantuka – Maumere. Desa Konga merupakan sebuah stasi yakni stasi Mater Dolorosa berada dalam wilayah Paroki Santa Maria Imakulata Lewolaga. Di depan Gereja Stasi Mater Dolorosa ada 2 buah meriam sisa-sisa peninggalan perang.
Sebenarnya umat di Konga juga mempunyai tradisi Semana Santa, sama seperti di Larantuka dan Wure, hanya saja ada sedikit perbedaan dalam tradisi. Di desa Konga juga ada benda-benda rohani peninggalan Portugis. ada arca Tuan Ma, Tuan Ana, Tuan Meninu, arca Maria Alleluya dan masih banyak lagi. Benda-benda rohani ini disimpan pada masing-masing Kapela atau Tori. Letak Tori di tengah kampung Konga. Tori-Tori ini di buka saat prosesi Jumat Agung dan Prosesi Alleluya. Sesuai moment masing-masing. Yang biasa bertugas membuka pintu Tori adalah Konferia.
Semana Santa di Konga dimulai pada hari selasa dengan tradisi Tikam Turo atau pasang tiang lilin disepanjang jalur prosesi. Berlanjut rabu trewa, ada doa di Kapela. Dilanjut pada hari Kamis pagi tradisi Muda Tuan yakni tradisi membersihkan semua ornamen religi dan malam hari Perjamuan Kudus di Gereja. Saat Jumat Agung. Umat di Konga juga melaksanakan Prosesi Jumat Agung, prosesi sepanjang jalan mengelilingi kampung Konga.
Pada prosesi ini ada 4 orang yang bertugas mengusung arca Tuan Ma, petugas ini disebut Lakademu, pakaian Lakademu sangat unik karena menutupi semua tubuh petugas sampai tidak terlihat wajah petugas. Sebelumnya arca Tuan Ma berada di Tori atau Kapela kecil Tuan Ma, arca Tuan Ma ini di jemput dari Tori Tuan Ma untuk diantar masuk Gereja, Prosesi Jumat Agung dimulai dari Gereja. Pada prosesi ini akan melewati Armida-Armida atau tempat perhentian.
Ada 6 Armida yakni Armida Miserikordia Porsado, Armida Jentera, Armida Miserikordia, Armida Pohon Nangka, Armida Pohon Waru dan Armida Pohon Bunga. Armida-Armida terbuat dari bahan-bahan alami, tidak permanen. Beratapkan daun pelepah kelapa yang dianyam, dinding Armida dari belahan bambu dan daun kelapa, semua Armida menggunakan bahan lokal. Prosesi ini juga akan melintas di Tori Tuan Ma, Tori Tuan, Tori Tuan Maninu dan Tori Maria Alleluya. Saat berhenti disetiap Armida ada Doa dan Ovos atau ratapan duka setelah itu prosesi dilanjutkan sampai selesai dan kembali ke gereja. Pada hari Sabtu Santo atau Sabtu Kudus pagi umat mengantar arca Tuan Ma kembali ke Tori Tuan Ma. Pada malam hari ada ibadat malam Sabtu Kudus atau Terang Kristus di Gereja.**
Peliput dan Penulis Sevy Belang.
No responses yet