Bullying atau Perundungan adalah perilaku agresif yang dilakukan seseorang atau kelompok tertentu dengan tujuan mengintimidasi dan umumnya dilakukan secara berulang untuk memberikan rasa sakit hati dan tidak nyaman baik secara fisik maupun emosional sehingga bukan hanya menyerang fisik tetapi juga kejiwaan atau mental seseorang. Meski bisa terjadi pada semua rentang usia, bullying paling sering pada anak dan remaja. Perilaku ini biasanya dilakukan oleh individu atau kelompok yang lebih kuat pada yang lebih lemah, anak yang kurang popular, mempunyai fisik yang tidak sempurna, preferensi seksual yang berbeda, atau dari kondisi ekonomi bawah. Namun, tidak menutup kemungkinan orang-orang yang populer di sekolah dan dari kalangan atas terkena bully misalnya ia cenderung arogan sehingga tidak disukai. Pada banyak kasus, korban perundungan tidak berani memberitahu siapapun tentang kondisi yang dialaminya karena diancam oleh pelaku.

Penyebab bullying bermacam-macam, mulai dari pengaruh pergaulan yang tidak baik hingga kurangnya empati. Oleh karena itu, penting bagi guru dan orangtua untuk mengajarkan anak tentang bullying supaya mereka tidak menjadi pelaku atau korbannya. Agar terhindar dari hal tersebut, penting untuk mengetahui penyebab bullying dan faktor apa saja yang berisiko memicu perilaku ini. Beberapa penyebab bullying yang bisa terjadi antara lain: pernah melihat orang lain melakukan kekerasan (keluarga atau lingkungan tempat tinggal), kesalahan pola asuh keluarga yang terlalu keras (menggunakan hukuman fisik sebagai cara mendidik anak yang berbuat salah).

Beberapa sekolah di Kabupaten Flores Timur antara lain, SMAN 1 Larantuka, SMPN 1 Larantuka, SMA Swasta PGRI Gelekat Lewo Boru, SMPN 1 Wulanggitang dan SD Inpres Wolorona dapat diketahui gambaran yang terjadi di sekolah. Pernah terjadi adalah saling mengejek antar siswa seperti mengejek nama orang tua. Perilaku ini  sering sekali  terjadi antar siswa sebagai bahan lelucon. Namun dalam beberapa kasus, ada siswa yang melaporkan perilaku ini kepada orang tua walaupun sudah ditangani oleh sekolah. Sekolah lainnya diketahui tidak pernah terjadinya bullying yang dilaporkan ke pihak sekolah baik yang terjadi antar siswa maupun bullying yang dilakukan guru kepada siswa dan sebaliknya. Meskipun demikian, sering atau tidaknya terjadi perilaku ini, sekolah tersebut telah mengambil beberapa tindakan atau mengantisipasi terjadinya bullying sebagai berikut :

  1. Di setiap ruang kelas dan di ruangan Kaur Kesiswaan di tempel poster tentang perilaku-perilaku yang dikategorikan sebagai bullying. Hal ini bertujuan agar siswa selalu ingat bahwa perilaku-perilaku tersebut tidak boleh dilakukan.
  2. Setiap Upacara Bendera pada hari senin, semua siswa diberikan penjelasan langsung oleh Kepala Sekolah bahwa perilaku saling mengejek dan merendahkan sesama adalah perilaku yang dilarang dan tidak boleh dilakukan. Sebelum memulai pelajaran di pagi hari guru wajib memberikan pendidikan karakter tentang etika dan moral, berperilaku yang sopan baik di dalam lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
  3. Apabila terjadi kasus bullying maka akan ditangani oleh guru piket harian yang bertugas dan diteruskan ke Guru Bimbingan Konseling. Siswa kemudian diberikan pemahaman bahwa apa yang dilakukan adalah hal yang salah dan siswa-siswa tersebut wajib mengungkapkan permintaan maaf sambil berjabat tangan dan berpelukan.
  4. Jika siswa melakukan bullying atau mengejek temannya secara berulang kali, maka akan dicatat kemudian akan disampaikan langsung kepada orang tua, untuk kemudian orangtua bisa memberikan pendidikan etika dan moral dirumah.
  5. Diadakannya evaluasi bersama orang tua/wali murid setiap 3 (tiga) bulan sekali. Dalam evaluasi ini, guru akan menyampaikan perkembangan siswa, perilaku siswa di sekolah dan orang tua/ wali murid juga akan menyampaikan perilaku siswa di rumah. Hal ini akan menjadi catatan bagi orang tua dan sekolah dalam memberikan pendidikan karakter dan mental kepada siswa yang dalam evaluasi tersebut dilaporkan memiliki karakter yang kurang  sopan.

Berdasarkan fakta dilapangan dapat diketahui bahwa tidak adanya kasus bullying luar biasa yang terjadi antar siswa maupun siswa kepada guru dan sebaliknya. Hal ini dapat terjadi dikarenakan sekolah selalu memberikan pendidikan karakter, etika dan moral kepada siswa serta menjalin kerjasama dengan orang tua/wali murid untuk terus mendidik perilaku siswa dirumah agar siswa selalu sopan dan beretika serta tidak memiliki perilaku yang merendahkan orang lain.

Kasus bullying yang terjadi pada anak dan remaja sangatlah beragam baik bullying dengan kekerasan fisik ataupun non fisik (kata-kata). Oleh karena itu, Pendidikan karakter, mental, etika dan moral harus menjadi prioritas dan perhatian khusus. Sehingga diharapkan agar semua pihak, baik itu lingkungan pendidikan, keluarga dan lingkungan masyarakat harus bekerjasama untuk menghentikan bullying dan menciptakan lingkungan sosial yang aman dan bebas dari segala jenis kekerasan. Dengan demikian maka akan tercipta generasi penerus bangsa yang memiliki etika dan moral.(MIT/Flt)

Penulis  : Katharina S. Kelen, SKM  (Pranata Humas Kominfo Kab. Flotim)

Tags:

No responses yet

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    error: Content is protected !!