Gambar: https://www.google.com

Indonesia merupakan negara yang memiliki gunung berapi aktif terbanyak di dunia yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

Dikutip dari buku 50 Kegiatan Seru Sains dan Elektronika (2020) oleh Delima Ayu Saraswati dan Setiawardhana, Indonesia memiliki banyak gunung berapi karena terletak di atas tiga lempeng tektonik, yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia, serta Pasifik.

Perlu diketahui bahwa lempeng Bumi selalu bergerak sepanjang waktu. Gerakan ini bisa saling bertumbukan, menjauh, atau bergeser. Ketika dua lempeng saling bertumbukan, salah satu lempengnya bisa terdorong ke bawah dan akhirnya meleleh. Proses pergerakan inilah yang menyebabkan Indonesia mempunyai banyak gunung berapi.

Dilansir dari situs Indonesia Investments, lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik merupakan tiga lempeng tektonik aktif yang mengakibatkan munculnya zona subduksi (pertemuan dua lempeng). Diperkirakan Indonesia memiliki 129 gunung berapi aktif yang rutin diamati oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Peristiwa letusan gunung api adalah bagian dari sebuah aktivitas vulkanik yang dikenal sebutan “erupsi”.

Dilansir dari buku Mitigasi Bencana (2021) oleh Henita Rahmayanti, bahaya letusan gunung api dapat berupa hujan abu lebat, awan panas, lontaran material (pijar), lava, gas racun, gelombang tsunami dan banjir lahar.

Salah satu peristiwa erupsi gunung berapi yang sedang terjadi saat ini adalah gunung Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur. Saat ini, Gunung lewotobi laki-laki mulai menunjukkan sebuah gerakan dan aktivitas seismik. Aktivitas ini biasa membuat masyrakat menjadi panik, lalu, apa saja upaya mitigasi bencana gunung berapi?

Dikutip dari Buku Pintar Penanggulangan Erupsi Gunung Merapi (2021) oleh Indah Arohmawati, dijelaskan beberapa hal yang perlu dilakukan ketika menghadapi bencana alam gunung berapi. Mitigasi bencana letusan gunung api adalah proses pencegahan bencana letusan gunung api atau pengurangan dampak bahaya letusan gunung api. Upaya ini dilakukan untuk meminimalkan jatuhnya korban jiwa, kerugian harta benda, rusaknya lingkungan, dan terganggunya roda perekonomian masyarakat.

Gambar: https://www.google.com

Berdasarkan buku Mitigasi Bencana (2021) oleh Ismail Suardi Wekke, berikut beberapa upaya mitigasi bencana gunung berapi:

  • Masuk ke dalam rumah atau tempat yang aman

Masuk ke dalam rumah atau tempat yang jika anda berada di luar ruangan, kecuali ada instruksi untuk evakuasi. Tutup semua jendela dan pintu agar abu vulkanik tidak masuk. Jika masih memiliki waktu, amankan kendaraan juga hewan ternak jika ada.

  • Jangan mengabaikan instruksi darurat

Perhatikan instruksi darurat saat terjadi letusan. Instruksi ini akan mengarahkan anda harus dievakuasi ke tempat lain atau dapat tetap berada di tempat karena efek tak begitu besar. Korban letusan biasanya banyak berjatuhan akibat tidak mengindahkan instruksi darurat.

  • Pergi ke tempat tinggi

Jika sedang berada di tempat terbuka, pergi ke tempat tinggi karena letusan besar diikuti aliran lava, lumpur juga banjir. Walau sudah berada di tempat tinggi, tetap waspada dan lindungi diri anda dari muntahan bebatuan hingga gas dari erupsi.

  • Lindungi pernapasan

Erupsi biasanya disertai abu vulkanik dan gas beracun, maka anda perlu mengenakan masker atau penutup hidung agar tidak mengganggu pernapasan. Selain itu, perlu juga mengenakan kacamata pelindung serta baju dan celana panjang.

Selain itu, tindakan yang harus dilakukan saat terjadi letusan gunung api yang lain adalah:

  1. Patuhi perintah evakuasi dari pihak berwenang, tinggalkan tempat yang tidak aman, segera menuju ke titik kumpul, jangan bandel untuk tidak mengikuti petunjuk yang justru dapat merugikan diri sendiri.
  2. Hindari arah angin yang searah dengan abu vulkanik agar tidak terkena hujan abu.
  3. Hindari daerah lereng gunung, sungai, aliran lahar, dan lembah yang berisiko terkena material dari gunung berapi.
  4. Pakailah masker, pakaian tertutup, topi, kacamata pelindung. Jika kondisi mendesak tak ada masker, pakai kain (basah) untuk menutupi mulut dan hidung agar terhindar dari menghirup debu vulkanik.
  5. Hindari menggunakan lensa kontak.
  6. Tetap berlindung di tempat aman, jangan beraktivitas di luar dalam waktu lama.
  7. Tetap dan pantau keluarga untuk tetap bersama saat evakuasi.
  8. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air bersih agar tidak terkena debu vulkanik.

Itulah penjelasan mengenai apa saja cara atau upaya mitigasi bencana gunung berapi.

Ditulis dan diramu oleh Sevy Belang dari berbagai sumber.

Sumber: https://www.kompas.com

Tags:

No responses yet

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    PERSONEL DISKOMINFO FLOTIM

    Siaran Pers

    error: Content is protected !!